Gambar: Pembuatan Kain Ulos

Kain batik adalah salah satu kain tradisional Indonesia yang sangat mendunia. Namun selain batik, Indonesia masih mempunyai banyak sekali kain tradisional lainnya. Anda yang berasal dari luar Jawa jangan merasa cemburu karena kali ini kita akan mengenali kain-kain tradisional dari berbagai daerah.

  1. Ulos

Kain ulos berasal dari Sumatra Utara, khususnya suku Batak. Masyarakat Batak meyakini ada tiga hal yang memberi kehidupan bagi tubuh manusia: darah, nafas, dan kehangatan. Bagi masyarakat Batak, Kain ulos adalah sumber kehangatan, sama seperti matahari dan api.

  1. Songket

Songket adalah kain tenun yang berkembang di masyarakat Melayu Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Songket dibuat dari benang emas dan perak yang ditenun dengan tangan. Kain ini umumnya dikenakan untuk acara-acara resmi dan pesta.

  1. Tapis

Kain tapis adalah kain tradisional yang berasal dari Lampung. Kain tapis adalah wujud keselarasan hidup masyarakat Lampung baik terhadap lingkungannya maupun terhadap Sang Pencipta.

  1. Besurek

Kain besurek adalah jenis kain yang berkembang di kebudayaan Bengkulu. Penggunaan kain besurek diyakini mulai populer ketika Pangeran Sentot Alibasyah pindah ke Bengkulu. Kain Besurek sekilas terlihat serupa dengan kain batik karena memang menggunakan teknik yang sama. Pada kain Besurek, motif yang digoreskan adalah kaligrafi huruf Arab.

  1. Batik

Kain batik adalah kain tradisional yang berasal dari Jawa. Teknik yang digunakan adalah menggambar dengan lilin atau malam di atas kain.

  1. Lurik

Lurik adalah kain dengan motif garis-garis yang pada zaman dulu digunakan oleh pria Jawa di pedesaan. Kain lurik dibuat dari kain katun sehingga harganya terjangkau untuk masyarakat miskin.

  1. Jumputan

Jumputan adalah teknik mewarnai kain yang dikenal di Jawa. Kain diikat sebelum dicelupkan ke dalam pewarna. Secara global, teknik ini dikenal dengan nama tie-dye atau celup ikat.

  1. Gringsing

Kain gringsing yang berasal dari Desa Tenganan, Bali adalah satu-satunya kain tradisional di Indonesia yang dibuat menggunakan teknik ikat ganda. Pembuatannya memakan waktu dua sampai lima tahun.

  1. Endek

Kain endek adalah kain tenun yang berasal dari Bali. Berbeda dengan kain gringsing, kain endek digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Tenun NTT

Kain tenun Nusa Tenggara Timur dipercaya telah ada sejak awal munculnya kebudayaan masyarakat NTT yaitu sejak tahun 3500 tahun yang lalu.

  1. Sasirangan

Kain sasirangan adalah warisan adat masyarakat Banjar, Kalimantan Selatan.

  1. Ulap Doyo

Kain Ulap Doyo merupakan seni menenun kain masyarakat suku Dayak Benuaq di Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur. Kain ini dibuat dari serat daun doyo. Serat daun doyo merupakan serat yang kuat untuk dijadikan benang.

  1. Sarung Bugis

Dikenal juga dengan nama Lipa’ Sabbe. Nama Lipa’ Sabbe berasal dari Bahasa Bugis yang berarti sarung sutra sesuai dengan bahan bakunya yaitu benang sutra.

  1. Karawo

Kain karawo adalah kain tradisional dari Gorontalo. Nama ‘karawo’ berasal dari Bahasa Gorontalo yang berarti sulaman dengan tangan.

  1. Tais Pet

Kain tais pet berasal dari Maluku. Kain ini menjadi simbol identitas diri di masyarakat Tanimbar.

Kita bisa memanfaatkan kain tradisional untuk kebutuhan selain sandang. Yang penting kita tetap mengusung kekayaan budaya dan menggunakan unsur warisan budaya sesuai aturan dalam desain produk yang tidak berlebihan serta fungsional. Perlu menjadi catatan penting bahwa pemanfaatan kain tradisional dan peninggalan budaya tidak boleh sembarangan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan termasuk jenis-jenis motif yang boleh dan tidak boleh digunakan. Misalnya ada motif yang mencirikan posisi dalam tingkatan sebuah kerajaan, ada motif yang khusus digunakan untuk duka cita, ada motif yang bersifat sakral, dan ada juga motif yang umum digunakan untuk kegiatan sehari-hari. Selain motif, arah serat serta pola potong dari teknis kain juga harus menjadi perhatian ketika ingin memasukkan unsur tradisi pada sebuah merchandise.

Untuk itu kita harus pandai-pandai mengikuti tren modern dan menggabungkannya dengan nilai tradisi kain tersebut. Misalnya untuk kebutuhan merchandise, Anda bisa memanfaatkan kain tradisional sebagai aksen pada agenda atau pouch.

Sumber:

https://id.wikipedia.org/wiki/Ulos#Jenis,_makna_dan_fungsi

https://id.wikipedia.org/wiki/Songket

https://id.wikipedia.org/wiki/Kain_tapis

https://id.wikipedia.org/wiki/Kain_Besurek

https://pedomanbengkulu.com/2018/06/arti-sejarah-dan-motif-kain-besurek-bengkulu/

https://id.wikipedia.org/wiki/Batik#Sejarah_teknik_batik

https://id.wikipedia.org/wiki/Lurik

https://id.wikipedia.org/wiki/Ikat_celup

https://id.wikipedia.org/wiki/Endek

https://id.wikipedia.org/wiki/Kain_tenun_NTT

https://id.wikipedia.org/wiki/Sasirangan

https://id.wikipedia.org/wiki/Tenun_Ulap_Doyo

https://id.wikipedia.org/wiki/Lipa%27_Sabbe

https://id.wikipedia.org/wiki/Karawo